Showing posts with label Kata Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Kata Hikmah. Show all posts
Sunday, July 7, 2019

Uang di Sepatu Usang yang Lusuh

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.


Seorang Syekh yang alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman.

Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar:
“Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!” Syekh yang alim dan bijak itu menjawab: “Ananda, tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya, kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu”. Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu.

Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibas kan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya ia tinggalkan sebelum bekerja. Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat, karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata…....uang.
Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi, ternyata juga berisi uang.

Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah- olah ia tidak percaya dengan penglihatannya. Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun. Selanjutnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya, lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis. Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah- olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq : “Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anakku lagi kelaparan.

Mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku , anak-anak dan istriku dari celaka”. Dia terus menangis dalam waktu cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah. Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung. 

Ketika itu Syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya :

“Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?” Sang murid menjawab: “Aku sudah mendapatkan pelajaran yang  tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku: “Ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil”. Sang guru melanjutkan pelajarannya.

Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam :

-Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian.
-Mendo’akan temanmu di belakangnya (tanpa sepengatahuanny a) itu adalah suatu pemberian.
-Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian.
-Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.

Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja.

Sumber https://www.hanapibani.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Tuesday, March 26, 2019

Berhati-hati di Usia 35 - 40 Tahun

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

 tahun ialah umur dimana kebanyakan kita mula diuji Berhati-hati di Usia 35 - 40 Tahun

Umur 35 tahun - 40 tahun ialah umur dimana kebanyakan kita mula diuji. Ujian boleh datang dari ibubapak (jatuh sakit, kematian), atau dari pasangan hidup (perceraian, jatuh sakit, pertengkaran) atau dari anak-anak yang meningkat remaja.

Memang bermula 35 tahun - 40 tahun, Allah akan memanggil kita pulang bertaubat kepadaNya. Panggilan dari Allah selalunya berbentuk ujian. Karena hanya dengan itu kita akan kembali bersimpuh dan bersujud mengadu dan memohon pertolonganNya.

Orang yang bijak akan memperbaiki diri dan amalannya, memperbaiki hubungan dengan ahli keluarga dan pasangannya, berhemat menyimpan untuk hari tuanya. Semua dengan niat mau berkumpul bersama di syurga nanti.

Orang yang kurang bijak tetap terlena dan langsung tak membuka hati terhadap panggilan Allah malah tetap terlena dengan kemewahan dunia, berkumpul dengan rekan² dan kurang memberi perhatian kepada suami/isteri/anak²

Usia 35 - 40 ini menjadi lebih menarik apabila al-Quran di dalam surah "al-Ahqaaf ayat 15" ada menyebut tentang itu. Allah berfirman yang bermaksud,

"Dan kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua  ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah.
 Sedang di saat mengandungnya berserta dengan menyusuinya dalam masa tiga puluh bulan.
Setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa yang telah sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah ia dengan berkata: "Wahai Tuhan ku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmat-Mu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhoi dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepada Mu)."

Ada segelintir golongan yang sudah berumur 50 tahun, 60 tahun, malah 70 tahun, masih memikirkan mobil mewahnya, tanaman Duriannya, ternak kerbaunya, harta2nya, anak2 dan cucu2nya. Alangkah baiknya jika apabila sudah berumur, masa diisi untuk mendengar Kuliah Agama, ibada di Masjid, Umrah, Haji dan sebagainya.

Ada yang masih merasakan diri muda belia. Melayani nafsu yang marak menyala padahal kerut dan uban dah tumbuh merata. Sibuk mencari cinta diluar, sedangkan rumahtangga yang halal dibiar berantakan.

Ada yang mwrasa masih sehat, walaupun sahabat2, saudara banyak yg sudah meninggal, kadangkala tanpa disangka. Itu semua hanya menjadi bahan cerita "ehh, tak disangkaaa...muda, sehat lg, tp  meninggal di usia muda.."

Amatlah menyedihkan tatkala orang lain bersiap bertemu Tuhan, kita masih lalai dibuai perasaan akibat tertipu dengan nafsu sendiri.

Nafsu memang tak pernah tua. Ia sentiasa muda dan galak. Yang semakin lelah dan tua adalah tubuh dan kodrat kita.

Rasanya jika Tuhan menghalang tubuh manusia mengalami penuaan, pasti kita semua lebih peka untuk menyahut panggilan pulang.

Sehingga tiba saat roh kita diseret kembali merengkuk di hadapan Tuhan.

Kita hidup di dunia, tidak lama.. Rasulullah, Sallallaahu alaihu wasallam, telah bersabda:

“Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang bisa melampaui umur tersebut”. [HR. Ibnu Majah: 4236].

Kalau sekarang kita rasa 35 - 40 tahun atau 70 tahun itu lama, bagaimana setelah alam barzakh atau akhirat juga kita dibangkitkan dan hidup dalam waktu yang sangat lama, SATU HARINYA = RIBUAN TAHUN…

Ingat, ketika itu tak ada yang berguna kecuali amal baik kita..

Oleh karena itu, lihatlah diri Anda, sudahkah kita mempersiapkanny.?!

Allah ta’ala berfirman (yang artinya):

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan LIHATLAH DIRI MASING-MASING apakah yang sudah ia PERSIAPKAN untuk KEHIDUPAN ESOKNYA”. [Al-Hasyr:18]

Sumber https://www.hanapibani.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Thursday, February 7, 2019

Ilmu dan Harta yang Kita Miliki akan Terus Ada Selama Kita Menyalurkannya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

*KAJIAN KITAB AL JAMI’ ASH SHAGHIR HADITS NO. 2352*

Ilmu dan Harta yang Kita Miliki akan Terus Ada Selama Kita Menyalurkannya Ilmu dan Harta yang Kita Miliki akan Terus Ada Selama Kita Menyalurkannya


Oleh : Habib Miqdad Baharun

إِنَّ للهِ تَعَالَى أَقْوَامًا يَخْتَصُّهُمْ بِالنِّعَمِ لِمَنَافِعِ الْعِبَادِ وَيُقِرُّهَا فِيْهِمْ مَا بَذَلُوْهَا فَإِذَا مَنَعُوْهَا نَزَعَهَا مِنْهُمْ فَحَوَّلَهَا إِلَى غَيْرِهِمْ

Arti Hadits :
“Sesungguhnya Allah SWT memiliki banyak orang yang secara khusus diberi banyak nikmat untuk memberi/ menyalurkan manfaat kepada para hamba-Nya dan Dia tetapkan nikmat tersebut dalam diri orang tersebut sepanjang dia mau menyalurkan nikmat tersebut pada yang berhak menerimanya. Jika ia enggan dan merasa keberatan  untuk menyalurkannya maka Allah akan mencabut nikmat tersebut darinya lalu dialihkan nya kepada orang lain."

*Perawi Hadits :* Ibnu Abiddunya dalam kitabnya tentang keutamaan Qadlai Hawaijinnaas (Memenuhi kebutuhan manusia), Imam Atthabarani dalam Al Kabir dan Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliyaa' dari sahabat Abdullah ibn 'Umar.

8Derajat Hadits :* Hasan.

*Penjelasan :*

Ada dari hamba - hamba Allah yang sengaja diciptakan untuk dijadikan sebagai perantara atau wasilah dalam menyampaikan manfaat kepada manusia. Hamba-hamba tersebut diberi Allah nikmat baik nikmat ilmu atau nikmat harta. Jika ilmu atau harta tersebut disalurkan kepada yang membutuhkan maka Allah akan tetapkan ilmu atau harta tersebut . Karenanya siapapun yang diberi nikmat ilmu atau harta maka hendaklah ia menyebarkan ilmunya sesuai porsi dan ketentuan yang digariskan Allah dan hendaklah mendermakan hartanya di jalan Allah agar Allah tetap mempertahankan nikmat ilmu atau harta dalam diri orang tersebut.

Namun jika tidak demikian maka Allah akan mencabut nikmat ilmu atau harta itu dan dialihkan kepada orang lain. Demikian pula jika ilmu atau harta itu dimanfaatkan bukan untuk kemaslahatan umat tapi hanya untuk memuaskan nafsu keserakahan pribadinya yang berseberangan dengan ketentuan Allah maka keberkahan ilmu atau harta itu akan lenyap bahkan dapat berbalik menjadi bumerang yang dapat mengundang malapetaka atas pemiliknya di dunia dan di akhirat.

Terkait hal ini dalam Arra'd ayat 11 Allah SWT berfirman :

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah ketentuan yang telah ditetapkannya atas suatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya dengan tindakan-tindakan negatif"

_Dirangkum oleh : Ust. Abdussalam_

Sumber https://www.hanapibani.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.