Showing posts with label zoologi. Show all posts
Showing posts with label zoologi. Show all posts
Sunday, February 24, 2019

Ciri-ciri dan Klasifikasi Mamalia TERLENGKAP

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.



Pengertian hewan mamalia adalah berasal dari Bahasa Latin "mamma" yang artinya puting susu. Kata tersebut pertama kali oleh Carl Linnaeus pada tahun 1758. Secara makna, hewan mamalia merupakan hewan yang memiliki kelenjar susu yang berperan untuk memberikan susu kepada anaknya. Hewan ini dapat dijumpai mulai di lautan, pegunungan, hutan, daerah bersalju, daerah pertanian bahkan perkotaan. 

Berdasarkan data dari ITIS (Integrated Taxonomic Information System), jumlah spesies mamalia sekitar 5.852. Jumlah tersebut bisa saja menyusut akibat kepunahan dan juga bertambah ketika ada temuan spesies baru. 


Ciri-ciri
Hewan mamalia memiliki ciri utama yakni adanya kelenjar susu pada individu betina, adapun ciri-ciri mamalia yang lainnya yakni:

  • Regulasi suhu termasuk endoterm / homoiterm
  • Tipe gigi heterodont
  • Memiliki rambut di tubuhnya
  • Memiliki kelenjar susu
  • Memiliki tulang vertebrae
  • Memiliki diafragma
  • Memiliki jantung dengan 4 ruang
  • Memiliki kelenjar minyak sebaceous
  • Memiliki satu tulang rahang bawah
  • Memiliki tiga tulang pada telinga tengah (stapes, incus, malleus)
  • Memiliki otak dengan kapasitas relatif besar
  • Bernafas dengan paru-paru
  • Kelamin jantan dan betina terpisah
  • Berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar)


Taksonomi
Menurut Vaughan et al. (2000), klasifikasi mamalia terdiri dari 26 ordo dan 136 famili. Berikut adalah klasifikasi mamalia di dunia yang dirangkum dalam bentuk tabel.

Kelas
Sub Kelas
Infra Kelas
Ordo
Famili
Mamalia
Prototheria
-
Monotremata
Tachyglossidae
Theria 
Metatheria
Didelphimorphia
Didelphidae
Paucituberculata
Caenolestidae
Microbiotheria
Microbiotheriidae
Dasyuromorphia

Thylacinidae
Myrmecobiidae
Dasyuridae
Peramelemorphia

Peramelidae
Peroryctidae
Notoryctemorphia
Notoryctidae
Diprotodontia
Acrobatidae
Burramyidae
Macropodidae
Petauridaea
Phalangeridae
Phascolarctidae
Potoroidae
Pseudocheiridae
Tarsipedidae
Vombatidae
Eutheria
Xenarthra



Bradypodidae
Megalonychidae
Dasypodidae
Myrmecophagidae
Insectivora


Solenodontidae
Nesophontidae
Tenrecidae
Chrysochloridae
Erinaceidae
Soricidae
Talpidae
Scandentia
Tupaiidae
Dermoptera
Cynocephalidae
Chiroptera













Craseonycteridae
Emballonuridae
Furipteridae
Hipposideridae
Megadermatidae
Molossidae
Mormoopidae
Mystacinidae
Myzopodidae
Natalidae
Noctilionidae
Nycteridae
Phyllostomidae
Pteropodidae
Rhinolophidae
Rhinopomatidae
Thyropteridae
Vespertilionidae












Callitrichidae
Cebidae
Cercopithecidae
Cheirogaleidae
Daubentoniidae
Galagidae
Hominidae
Hylobatidae
Indriidae
Lemuridae
Lepilemuridae
Lorisidae
Tarsiidae
Carnivora










Canidae
Felidae
Herpestidae
Hyaenidae
Mustelidae
Odobenidae
Otariidae
Phocidae
Procyonidae
Ursidae
Viverridae
Cetacea









Balaenidae
Balaenopteridae
Delphinidae
Eschrichtiidae
Monodontidae
Neobalaenidae
Phocoenidae
Physeteridae
Platanistidae
Ziphiidae
Sirenia

Dugongidae
Trichechidae
Proboscidea
Elephantidae
Perissodactyla


Equidae
Rhinocerotidae
Tapiridae
Hyracoidea
Procaviidae
Tubulidentata
Orycteropodidae
Artiodactyla









Antilocapridae
Bovidae
Camelidae
Giraffidae
Hippopotamidae
Moschidae
Suidae
Tayassuidae
Tragulidae
Pholidota
Manidae
Rodentia




























Abrocomidae
Agoutidae
Anomaluridae
Aplodontiidae
Bathyergidae
Capromyidae
Castoridae
Caviidae
Chinchillidae
Ctenodactylidae
Ctenomyidae
Dasyproctidae
Dinomyidae
Dipodidae
Echimyidae
Erethizontidae
Geomyidae
Heptaxodontidae
Heteromyidae
Hydrochaeridae
Hystricidae
Muridae
Myocastoridae
Myoxidae
Octodontidae
Pedetidae
Petromuridae
Sciuridae
Thryonomyidae
Lagomorpha

Leporidae
Ochotonidae
Macroscelidea
Macroscelididae




Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Saturday, February 23, 2019

Ciri-ciri dan Klasifikasi Kodok Buduk

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.


Kodok dengan sebutan Asian common toads ini memiliki benjolan-benjolan hitam yang tersebar di sisi tubuh bagian atas. Nama lokalnya adalah kodok buduk atau kodok puru.

Ciri-ciri
Ukuran tubuh sedang, memiliku alur pada supraorbital dan supratimpanik yang menyambung, tidak memiliki alur parietal. Jari-jari berselaput renang separuhnya. Ukuran jantan dewasa 55-80 mm; betina 65-85 mm. Tekstur kulit cenderung berkerut dengan bintil-bintil yang jelas. Warna kodok muda pada umumnya kemerahan. Kodok dewasa berwarna kecoklatan kusam, kehitaman, atau kemerahan, bintil berwarna hitam atau coklat, alur kepala biasanya coklat tua atau hitam, dagu umumnya berwarna merah pada kodok jantan.

Perkembangbiakan
Bertelur dengan jumlah ratusan hingga ribuan butir yang dikeluarkan dalam bentuk untaian berlendir, biasanya di kolam atau genangan air di malam purnama.

Habitat
Termasuk kodok terestrial nokturnal yang dapat ditemukan dijumpai di subtropis, dan habitat tropis hingga ketinggian 2000 mdpl. Kodok buduk lebih suka daerah dataran rendah seperti hutan dataran rendah yang terganggu, batas hutan, daerah tepi sungai, hutan lebat yang hijau, kebun, dan daerah pertanian dan perkotaan yang didominasi manusia.

Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Order: Anura
Famili: Bufonidae
Genus: Duttaphrynus
Species: Duttaphrynus melanostictus

Sinonim: Bufo melanostictus

Status Konservasi
Status IUCN: Resiko Rendah (Least Concern)




Referensi
Iskandar, DT. 1998. Amfibi Jawa Bali. LIPI Press


Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Ciri, Perilaku, dan Klasifikasi Bajing Kelapa

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.



Bajing kelapa merupakan mamalia kecil yang termasuk hewan pengerat (rodensia). Hewan ini sering dianggap sebagai tupai yang sebenarnya kekerabatannya berbeda jauh.

Deskripsi
Bajing kelapa memiliki ukuran sedang dengan bagian sisi atas tubuh dan ekor berwarna coklat zaitun. Bagian bawahnya berwarna merah-coklat. Bagian samping tubuh memiliki garis hitam sempit. Beberapa subspesies memiliki rambut merah di ujung ekornya. Betina memiliki dua atau tiga puting susu. Beratnya berkisar 160-259 g. Ukuran bervariasi, tetapi panjang berkisar dari kepala dan tubuh 152-224 mm, ekor 146-211 mm, dan kaki belakang 38-47 mm.

Giginya meliputi 2 gigi seri besar atas dan bawah seperti terlihat pada semua hewan pengerat. Ada 2 gigi premolar atas dan 1 gigi premolar bawah di setiap sisi rahang, dan 3 gigi molar atas dan bawah. Tidak memiliki gigi taring.

Habitat
Bajing kelapa dapat ditemukan di daerah tropis. Bersifat arboreal, dan dapat ditemukan di perkebunan, semak belukar, kebun, hutan hujan, dan hutan bakau. 

Perilaku
Termasuk hewan diurnal dan umumnya ditemukan soliter atau dalam kelompok kecil. Aktivitas mereka biasanya terkait dengan mencari makan. Seringkali, interaksi antara bajing saling kejar-mengejar. 

Penyebaran
Bajing kelapa ditemukan di seluruh Wilayah Oriental, termasuk Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Jawa, Sumatra, daratan Thailand selatan, dan pulau-pulau Asia Tenggara lainnya.


Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Rodentia
Famili: Sciuridae
Genus: Callosciurus
Spesies: Callosciurus notatus

Status Konservasi
Status IUCN: Resiko Rendah (Least Concern)




Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Friday, February 22, 2019

Ciri-ciri dan Klasifikasi Burung Perenjak Padi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

 Bagian tubuh sisi atas berwarna coklat keabu Ciri-ciri dan Klasifikasi Burung Perenjak Padi


Ciri-ciri
Memiliki ukuran tubuh agak besar (15 cm) dengan warna kecoklatan. Memiliki ekor panjang, alis mata berwarna keputih-putihan. Bagian tubuh sisi atas berwarna coklat keabu-abuan suram, sementara bagian tubuh sisi bawah berwarna kuning tua hingga merah karat. Warna punggung lebih pucat serta lebih seragam dibandingkan perenjak coklat. Iris berwarna coklat muda, paruh atas berwarna coklat, paruh bawah berwarna kemerah-jambuan pucat, kaki memiliki warna kekuningan.

Perilaku
Sering dijumpai di daerah dengan rumput panjang,  paya-paya, gelagah, tambak, sawah, dan kebun jagung. Burung ini memiliki sifat congkak, aktif dalam kelompok kecil. Secara terus menerus aktif bersuara dari pohon, batang rumput, atau pada saat terbang.

Perenjak padi saat berkicau


Suara
Bersuara melengking "ci-cirrr-ruwiit" nyaring, "cirrrlet" atau "ciw-ciw"

Penyebaran
India, Cina, Asia tenggara. Umumnya di Jawa sampai ketinggian 1.500 m.

Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Cisticolidae
Genus: Prinia
Spesies: Prinia inornata

Subspesies

  • Prinia inornata blanfordi
  • Prinia inornata blythi
  • Prinia inornata extensicauda
  • Prinia inornata flavirostris
  • Prinia inornata franklinii
  • Prinia inornata fusca
  • Prinia inornata herberti
  • Prinia inornata inornata
  • Prinia inornata insularis
  • Prinia inornata terricolor


Status Konservasi
Status IUCN: Resiko Rendah (Least Concern)



Referensi:
MacKinnon dkk. 2010. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. LIPI.
Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.